Tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah tanaman yang berasal dari Amerika Selatan dan sekarang tersebar di berbagai wilayah tropis di seluruh dunia. Tanaman ini tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki curah hujan yang tinggi, suhu udara yang hangat dan kelembaban yang cukup. Tanaman karet merupakan tanaman berdaun lebar yang dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 30-40 meter.
Tanaman karet memiliki batang yang lurus dan berbentuk silinder dengan diameter yang dapat mencapai 1 meter. Kulit batangnya berwarna abu-abu kehijauan dan berlapis getah yang menjadi bahan utama untuk pembuatan produk karet. Daun karet sendiri memiliki bentuk yang lebar dan panjang dengan ujung runcing dan tepi bergerigi.
Proses pembuatan getah karet dilakukan dengan cara menyadap batang karet dan mengumpulkan getah yang keluar. Getah karet ini kemudian diolah untuk menjadi produk karet yang banyak digunakan dalam berbagai industri seperti otomotif, peralatan rumah tangga, dan sepatu.
Tanaman karet memiliki masa panen yang cukup lama, yaitu sekitar 25-30 tahun, namun tanaman ini mampu memberikan produksi getah yang tinggi selama masa produktifnya. Oleh karena itu, budidaya karet menjadi salah satu pilihan yang menarik bagi petani yang berada di wilayah tropis dengan kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Selain itu, tanaman karet juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga menjadi salah satu sumber penghasilan yang penting bagi petani di wilayah tropis.
Menurut data BPS (2017), Indonesia memiliki luas areal perkebunan karet terbesar di dunia yaitu mencapai 3,6 juta hektare. Namun hal tersebut tidak didukung dengan tingkat produktivitasnya. Produktivitas karet Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan Thailand.
Tantangan peningkatan produktivitas karet di Indonesia perlu diatasi dengan perbaikan teknik budidaya yang benar. Berikut ini ialah 4 tahap teknik budidaya karet.
- Persiapan Lahan
Tahapan pertama dalam budidaya karet adalah persiapan lahan. Lahan yang akan digunakan harus dipersiapkan dengan baik agar tanaman karet bisa tumbuh dengan optimal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan lahan adalah pembenahan drainase, pembuatan bedengan, dan pengapuran tanah. Pengapuran tanah dilakukan untuk mengurangi keasaman tanah yang berlebihan dan memperbaiki kualitas tanah agar lebih subur.
- Penanaman
Setelah lahan siap, tahapan selanjutnya adalah penanaman bibit karet. Bibit karet yang ditanam harus berasal dari pohon karet yang sehat dan berkualitas. Bibit yang digunakan biasanya berusia 1 tahun dan ditanam dalam jarak yang 5 m x 4 m agar tanaman karet bisa tumbuh dengan optimal. Setelah bibit ditanam, tanaman harus disiram dan diberi pupuk secara rutin.Berikut beberapa contoh bibit unggul pada karet
- PB 260 merupakan bibit unggul karet yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Karet di Indonesia. Bibit ini memiliki produksi getah yang tinggi dan keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit.
- RRIM 2025 merupakan bibit unggul karet yang dikembangkan oleh Rubber Research Institute of Malaysia. Bibit ini memiliki produksi getah yang tinggi dan keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit.
- GT 1 merupakan bibit unggul karet yang dikembangkan oleh Rubber Research Institute of India. Bibit ini memiliki produksi getah yang tinggi dan keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan iklim.
- PB 235 merupakan bibit unggul karet yang dikembangkan oleh Pusat Penelitian Karet di Indonesia. Bibit ini memiliki produksi getah yang tinggi dan keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan iklim.
- RRII 105 merupakan bibit unggul karet yang dikembangkan oleh Rubber Research Institute of India. Bibit ini memiliki produksi getah yang tinggi dan keunggulan lainnya adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit serta kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai jenis tanah dan iklim.
3. Perawatan Tanaman
Tahapan selanjutnya dalam budidaya karet adalah perawatan tanaman. Perawatan yang dilakukan meliputi penyulaman, pemangkasan, pemberian pupuk, dan pengendalian hama dan penyakit. Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan baik. Pemangkasan dilakukan untuk menjaga kualitas dan produksi getah karet. Pemberian pupuk dilakukan secara rutin untuk menjaga kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Umumnya dosis pemberian pupuk tanaman karet dilakukan 2 kali dalam setahun dengan seimbang. Pada tanaman karet berumur 6 hingga 15 tahun dosis pemupukannya adalah 350 gram urea per hektar per tahun, 260 gram SP per hektar per tahun, dan 300 gram KCl per hektar per tahun (Cybex.pertanian.go.id).
4. Pemanenan
Tahapan terakhir dalam budidaya karet adalah pemanenan / penyadapan. Pemanenan dilakukan setelah tanaman karet berusia sekitar 5 tahun. Getah karet diperoleh dari pohon karet dengan cara menyadap. Proses menyadap dilakukan dengan cara membuat goresan pada kulit pohon karet dan membiarkan getah keluar secara alami. Getah karet kemudian dikumpulkan dan diolah menjadi produk karet yang siap untuk dijual.Beberapa poin penting penyadapan, yaitu
-
- Pemilihan pohon karet yang tepat Pilihlah pohon karet yang sehat dan memiliki umur lebih dari 5 tahun. Pohon yang masih muda atau kurang sehat dapat menghasilkan getah yang sedikit dan kualitasnya tidak sebaik pohon yang sudah dewasa.
- Pemilihan alat sadap Pilihlah alat sadap yang tepat untuk menghindari kerusakan pada kulit batang karet. Alat sadap yang umum digunakan adalah pisau sadap, tabung dan selang, serta ember sebagai wadah untuk menampung getah.
- Persiapan kulit batang karet Bersihkan kulit batang karet dari kotoran dan sisa getah sebelum melakukan penyadapan. Hal ini dapat membantu memperpanjang umur kulit batang karet.
- Goresan pada kulit batang karet Buatlah goresan pada kulit batang karet dengan sudut 30-45 derajat dan kedalaman sekitar 0,5-1,5 mm. Goresan yang terlalu dalam dapat merusak jaringan kulit dan merusak pohon karet.
- Pemberian stimulan Berikan stimulan pada kulit batang karet untuk meningkatkan aliran getah. Stimulan yang umum digunakan adalah asam formiat atau asam asetat.
- Penampungan getah Getah karet yang keluar dari goresan kulit batang karet akan menetes ke dalam ember atau wadah lain yang telah disiapkan. Pastikan wadah tersebut bersih dan steril untuk mencegah kontaminasi dan mengurangi risiko penyakit pada pohon karet.
- Penutupan goresan Setelah proses penyadapan selesai, tutuplah goresan pada kulit batang karet dengan perekat khusus. Hal ini dapat membantu melindungi kulit batang dari serangan hama dan penyakit serta memperpanjang umur kulit batang.
Demikianlah tahapan dalam teknik budidaya karet. Budidaya karet adalah sebuah proses yang kompleks yang membutuhkan perhatian dan perawatan yang baik agar tanaman karet bisa tumbuh dengan optimal dan menghasilkan kualitas dan produksi getah karet yang tinggi.