Saat Anda berada di kantor, pabrik, atau tempat kerja lainnya, pernahkah Anda merasa bahwa suhu di lingkungan kerja Anda mempengaruhi semangat dan produktivitas Anda? Ternyata, hubungan antara suhu lingkungan dan produktivitas pekerja bukanlah mitos belaka. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa suhu lingkungan memang memiliki dampak langsung terhadap kinerja pekerja.
- Suhu yang Terlalu Dingin
Pada suhu yang rendah, tubuh akan berusaha mempertahankan panas tubuh dengan menggigil. Energi yang seharusnya dialokasikan untuk aktivitas produktif malah dialihkan untuk menghangatkan tubuh. Sebagai hasilnya, pekerja mungkin merasa lesu, sulit berkonsentrasi, dan bahkan mungkin mengalami nyeri pada jari-jari tangan karena otot-otot menjadi kaku. Semua kondisi ini bisa menurunkan produktivitas dan kualitas pekerjaan.
Keadaan Tubuh Saat Kondisi Dingin
- 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).
- 36°C (96.8°F) – Menggigil ringan hingga sedang.
- 35°C (95.0°F) – (Hipotermia suhu kurang dari 35°C / 95.0°F) – Menggigil keras, kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup.
- 34°C (93.2°F) – Mengggil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan bingung. Terjadi perubahan perilaku.
- 33°C (91.4°F) – Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi, berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak mampu merespon rangsangan.
- 32°C (89.6°F) – Kondisi gawat. Halusinasi, gangguan hebat, sangat bingung, tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah , tidak menggigil.
- 31°C (87.8°F) – Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung sangat lamabat. Terjadi gangguan irama jantung yangs serius.
- 28°C (82.4°F) – Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian.
- 24-26°C (75.2-78.8°F) atau kurang – Terjadi kematian namun beberapa pasien ada yang mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F).
- Suhu yang Terlalu Panas
Suhu yang terlalu tinggi juga memiliki efek yang sama buruknya bagi produktivitas. Pada suhu yang panas, tubuh akan berusaha mendinginkan diri dengan berkeringat. Kehilangan cairan yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, yang bisa mengakibatkan kelelahan, sakit kepala, dan kurangnya konsentrasi. Selain itu, suasana panas bisa membuat pekerja merasa tidak nyaman, mudah marah, dan stres.
Keadaan Kondisi Tubuh Saat Kondisi Panas
- 37°C (98.6°F) – Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).
- 38°C (100.4°F) – berkeringat, sangat tidak nyaman, sedikit lapar.
- 39°C (102.2°F) – Berkeringat, kulit merah dan basah, napas dan jantung bedenyut kencang, kelelahan, merangsang kambuhnya epilepsi.
- 40°C (104°F) – Pingsang, dehidrasi, lemah, sakit kepala, muntah, pening dan berkeringat.
- 41°C (105.8°F) – Keadaan gawat. Pingsan, pening, bingung, sakit kepala, halusinasi, napas sesak, mengantuk mata kabur, jantung berdebar.
- 42°C (107.6°F) – Pucat kulit memerah dan basah, koma, mata gelap, muntah dan terjadi gangguan hebat. Tekanan darah menjadi tinggi/rendah dan detak jantung cepat.
- 43°C (109.4°F) – Umumnya meninggal, kerusakan otak, gangguan dan goncangan hebat terus menerus, fungsi pernafasan kolaps.
- 44°C (111.2°F) atau lebih – Hampir dipastikan meninggal namun ada beberapa pasien yang mampu bertahan hingga diatas 46°C (114.8°F).
- Suhu Ideal untuk Produktivitas
Berdasarkan penelitian, suhu lingkungan kerja yang ideal untuk produktivitas terletak di kisaran 21-22°C. Tentu saja, kenyamanan suhu ini bisa bervariasi bagi setiap individu. Namun, pada suhu ini, tubuh tidak perlu bekerja keras untuk mendinginkan atau menghangatkan diri, sehingga pekerja bisa fokus sepenuhnya pada tugas mereka.
- Penyeimbangan Suhu Lingkungan
Mempertahankan suhu lingkungan kerja yang ideal bukanlah tugas yang mudah, terutama di negara-negara dengan variasi musim atau cuaca ekstrem. Investasi dalam sistem pemanas atau pendingin yang baik adalah langkah awal yang penting. Selain itu, memberikan fasilitas tambahan seperti kipas angin, pemanas ruangan, atau bahkan minuman dingin atau panas bisa membantu pekerja merasa lebih nyaman.
Penyakit Akibat Terpaan pada Panas Tubuh
Penyakit tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh. Berbagai penyakit tersebut meliputi:
- Heat Rash merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.
- Heat Syncope adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.
- Heat Cramp merupakan penyakit yang menimbulkan gejala seperti rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas.
- Heat Exhaustion merupakan penyakit yang diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37°C – 40°C).
- Heat Stroke merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, mual, pusing, kebingungan mental dan pingsan.
- Multiorgan-dysfunction Syndrome Continuum merupakan rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.
Kinerja dan produktivitas pekerja dipengaruhi oleh banyak faktor, dan suhu lingkungan adalah salah satunya yang krusial. Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dengan suhu yang tepat dapat meningkatkan kualitas kerja, mengurangi tingkat absensi, dan meningkatkan kepuasan pekerja. Investasi dalam kenyamanan suhu lingkungan kerja, pada akhirnya, adalah investasi pada produktivitas dan kualitas pekerjaan.